12/29/2019 0 Comments KehamilanKehamilan
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus. Cari sumber: "Kehamilan" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Untuk medis kehamilan, lihat Obstetrik. Seorang wanita hamil sedang mengenakan bikini sambil memegang kamera di sebuah pantai. Kehamilan adalah keadaan saat seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga). Daftar isi 1 Latar belakang 2 Usia kehamilan 2.1 Rumus Naegle 2.2 Gerakan pertama fetus 2.3 Palpasi abdomen 2.4 Perkiraan tinggi fundus uteri 2.5 Ultrasonografi 3 Masa kehamilan 3.1 Triwulan I 3.1.1 Minggu ke-1 3.1.2 Minggu ke-2 3.1.3 Minggu ke-3 3.1.4 Minggu Ke-4 3.1.5 Minggu ke-5 3.1.6 Minggu ke-6 3.1.7 Minggu ke-7 3.1.8 Minggu ke-8 3.1.9 Minggu ke-9 4 Lihat pula 5 Referensi 6 Bacaan lanjutan Latar belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup yang baru. Usia kehamilan Umur hamil dapat ditentukan dengan Rumus Naegle, Gerakan pertama fetus, Palpasi abdomen, Perkiraan tinggi fundus uteri dan Ultrasonografi.[1] Rumus Naegle Selain dari detak jantung janin dan USG, usia kehamilan juga bisa dihitung menggunakan rumus Neagle yang dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dengan mengetahui hari perkiraan lahir (HPL) atau Expected Date of Confinement (EDC) (HPL, EDC= Expected Date of Confinement).[1] Rumus Naegle Jika tahun tetap adalah {\displaystyle x=(tanggal+7)+(bulan+9)+(tahun)}{\displaystyle x=(tanggal+7)+(bulan+9)+(tahun)} dari haid terakhir. Contoh: Haid terakhir tanggal 16-1-2016, maka Hari taksiran persalinan: DD = 16 + 7 = 23 MM = 1 + 9 = 10 YY = 2016 Jadi, HPL = 23 Oktober 2016 Jika tahun bertambah satu adalah {\displaystyle x=(tanggal+7)+(bulan-3)+(tahun+1)}{\displaystyle x=(tanggal+7)+(bulan-3)+(tahun+1)} dari haid terakhir. Contoh: Haid terakhir tanggal 16-9-2016, maka Hari taksiran persalinan: DD = 16 + 7 = 23 MM = 9 - 3 = 6 YY = 2016 + 1 = 2017 Jadi, HPL = 23 Juni 2017 Gerakan pertama fetus Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.[1] Palpasi abdomen Teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin.[1] Perkiraan tinggi fundus uteri Menentukan usia kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan menghitung tinggi fundus uteri, menggunakan alat ukur caliper menggunakan pita ukur, menggunakan pita ukur dengan metode berbeda.[1] Ultrasonografi Tujuan ultrasonografi adalah konfirmasi kehamilan dan mengetahui usia kehamilan.[1] Masa kehamilan Triwulan I Minggu ke-1 Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubuh basal akan sedikit meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara 36,6 C dan berangsur-angsur akan meningkat. Konsultasi genetik bisa dilakukan dengan dokter kandungan untuk mengetahui apakah adanya riwayat penyakit menurun dalam keluarga seperti hemofili, fibrosis kistik atau berbeda tipe golongan darah Rhesus. Minggu ke-2 Masa fertilisasi atau pembuahan saat berjuta-juta sperma pasangan akan masuk ke vagina dan mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma akan menuju sel telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat salah satu sperma berhasil menembus lapisan pelindung sel telur yang matang. Pada saat ini terjadi perubahan kimiawi yang mencegah sperma lain memasuki sel telur. Tubuh sperma yang berhasil masuk sel telur akan terurai dan inti sel yang membawa kode genetik akan menyatu dengan kode genetik sel telur yang telah dibuahi. Jenis kelamin bayi pada masa ini ditentukan oleh 46 kromosom yang menyusun karakteristik genetik-nya. Sel sperma dan sel telur membawa kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya memiliki kromosom X, tetapi sel sperma membawa kromosom X atau Y. Bila sperma yang membuahi sel telur membawa kromosom X maka akan membentuk seorang bayi perempuan. Lain halnya bila yang membuahi sel telur adalah sel sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki-lah yang akan terbentuk. Pada hal ini, calon ayah-lah yang sebenarnya menentukan jenis kelamin bayi. Sel telur yang telah dibuahi akan mebelah dua menjadi 2 sel, kemudian 4 sel dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba falopi menuju rahim. Saat ini, dengan perkiraan kasar terdapat 30 sel hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut dinamakan morula, dari bahasa Latin yang berarti anggur. Minggu ke-3 Kira-kira 7 hari setelah fertilisasi, morula akan tertanam di lapisan dalam rahim (endometrium). Secara formal hal ini dapat dikatakan sebagai suatu kehamilan. Kelompok sel tersebut akan semakin matang dan menjadi blastokista, substansi yang akan men-stimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu termasuk terhentinya siklus menstruasi. Selama minggu-minggu awal kehamilan, bayi akan berkembang pesat. Setiap hari pasti akan terjadi perubahan besar. Hanya dalam waktu 7 hari, sebuah sel akan menjadi suatu kelompok berisi ratusan sel. Walau secara kasat mata bahkan dengan bantuan mikroskop tetap sulit dilihat, sel-sel ini telah mengatur dirinya sendiri dengan benar. Sebagian membentuk embrio, sedangkan yang lain menjadi struktur penyokong yang memberi nutrisi kepada embrio. Bagaimana hal ini terjadi masih menjadi misteri bagi para ahli. Minggu Ke-4 Meskipun kehamilan bisa diketahui sendiri, tetapi tes darah yang mampu membuktikan kehamilan secara akurat, terutama pada minggu-minggu ini. Hal ini disebabkan adanya blastokista yang akan mengeluarkan sejumlah hormon kehamilan (Human Chorionic Gonadotrophin / hCG). Hormon ini dapat terdeteksi dalam darah. Urin juga dapat digunakan untuk men-tes hormon ini, tetapi hasilnya tidak seakurat tes darah. Pada minggu ini blastokista yang tadinya berbentuk seperti bola mulai berubah menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan menjadi 3 jenis lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan, yaitu: Endoderm: lapisan terdalam yang akan membentuk paru-paru, hati, sistem pencernaan dan pankreas Mesoderm: lapisan tengah yang akan membentuk tulang, otot, ginjal, pembuluh darah dan jantung Ektoderm: lapisan terluar yang akan membentuk kulit, rambut, lensa mata, email gigi dan sistem saraf Keseluruhan sel dalam setiap jaringan akan bergerak mengelilingi untuk menuju tempat masing-masing dan bentuk bakal kepala embrio akan meruncing seperti tetesan air mata. Minggu ke-5 Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3 minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir. Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut morning sickness, perubahan selera makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan. Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai triwulan, yaitu: Triwulan I: berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi. Triwulan II: berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27. Triwulan II: berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran. Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki bentuk yang lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan kiri, serta depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu celah melengkung yang akan membentuk struktur seperti tabung silinder yang disebut neural tube (tabung saraf). Dalam perkembangannya, pada tabung ini akan terbentuk sumsum tulang belakang dan otak. Bagian atas dari tabung tersebut akan meluas dan mendatar untuk mebentuk otak depan. Selain itu di bagian pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang merupakan bakal jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu darah rudimenter (pembuluh darah yang belum sempurna). Minggu ke-6 Pada saat ini banyak wanita yang menghubungkan kehamilan dengan timbulnya keluhan, khususnya nausea (pusing dan mual). Biasanya para ibu saat ini merasa lebih mudah tersinggung dan lelah daripada sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan hormon progesteron. Biasanya isitrahat yang cukup akan membantu proses relaksasi dalam neghadapi hal-hal tersebut. Tabung saraf di sepanjang tulang belakang telah menutup. Di salah satu ujungnya telah terbentuk bakal otak yang akan mengisi tulang tengkorak. Sementara itu terdapat 2 buah piringan pigmen kecil yang membentuk struktur seperti mangkuk di kedua sisi kepalanya. Bagian ini disebut vesikel optikus yang merupakan bakal mata. Walaupun jantung bayi pada awalnya hanya berupa tabung kecil, tetapi pada tahap ini bakal jantung telah berdenyut dan tidak akan pernah berhenti hingga akhir hidup. Bakal kaki dan tangan juga mulai terlihat, demikian pula tulang ekor akan makin terlihat jelas di tahap ini. Minggu ke-7 Lima minggu setelah konsepsi, dinding rahim melunak sehingga mempermudah penanaman blastosit. Pada saat ini serviks (mulu tahim mulai melunak. Perubahan yang terjadi di organ dalam lain adalah penebalan lendir serviksyang akan menggumpal membentuk sumbat (plug) dalam saluran mulut rahim. Nantinya lendir ini akan dikeluarkan sesaat sebelum proses persalinan, yaitu saat serviks mulai membuka (hal ini disebut show). Di minggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah, dan kaki bayi. Saluran pencernaan janin mulai terbentuk dan usus depan telah terlihat. Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan menghilang di minggu ke-10 atau 11. Paru-paru juga mulai berkembang sementara itu tali pusat akan berkembang setelah plasenta dewasa. Selain itu telah terbentuk pula bakal wajah, sedikit pigmentasi pada iris mata dan lubang pada mulutnya. Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal lengan justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu. Minggu ke-8 Walaupun rahim mulai membesar, perubahan ini biasanya belum terlihat dari luar. Yang lebih dahulu mendeteksi perubahan ini secara umum adalah dokter. Dokter akan meraba pembesaran saat melakukan pemerikasaan panggul. Biasanya ukuran baju sang ibu mulai membesar karena pinggang terasa mulai adanya pengetatan akibat membesarnya janin yang tumbuh. Pada ujung-ujung tubuh yang sedang berkembang, mulai terbentuk bakal jari tangan dan kaki, sedangkan bakal lengan akan sedikit fleksi (membengkok) pada bagian pergelangan dan siku. Pada bagian sisi lehernya tampak bakal telinga luar yang mulai tumbuh, begitu pula halnya bakal bibir atas dan ujung hidung pada wajahnya. Bakal mata janin masih saling berjauhan satu sama lain, tetapi bakal kelopak mata mulai terbentuk mengitarinya. Dalam tubuh janin, usus halus tampak panjang sekali sehingga rongga perut tidak mampu menampung. Beberapa akan menonjol ke tali pusat janin yang disebut hernia (penonjolan) fisiologik. Minggu ke-9 Pada saat in hormon kehamilan hCG sedang berada di posisi puncak sehingga sang ibu akan mengalami beberapa perubahan. Kulit wajah sang ibu akan terasa lebih halus dan kencang walau mungkin akan sedikit berjerawat pula. Rambut sang ibu akan terasa lebih kering dan payudara terlihat sedikit mengencang, kadang-kadang padat, atau sedikit nyeri bila ditekan. Pada saat ini pula cairan keluar dari vagina dalam jumlah bervariasi. Punggung bayi saat ini akan sedikit menegak dan tulang ekornya akan sedikit memendek. Proporsi kepala masih lebih besar dari anggota tubuh lainnya dan bagian kepala masih menekuk ke arah dada. Kedua mata bayi telah berkembang dengan baik namun masih ditutupi oleh membran kelopak. Selain itu bayi sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil setelah otot-ototnya mulai berkembang dan perubahan ini dapat dilihat melalui USG. Anggota badan lainnya juga muali berkembang, seperti perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat daripada tungkai dan jari kaki. Pada tahap ini, telapak tangan janin telah memiliki batas jari tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.
0 Comments
12/29/2019 0 Comments Kanker ServiksKanker Serviks
PENGERTIAN GEJALA PENYEBAB DIAGNOSIS PENGOBATAN KOMPLIKASI PENCEGAHAN Pengertian Kanker Serviks Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual. Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia. Jenis Kanker Serviks Deteksi jenis kanker serviks yang diderita pasien akan membantu dokter dalam memberikan penanganan yang tepat. Jenis kanker serviks terbagi dua, yaitu: Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim. Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada saluran leher rahim. Pada kasus yang jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan. Stadium Kanker Serviks Tahap atau stadium digunakan untuk menjelaskan tingkat penyebaran kanker. Semakin tinggi stadium kanker, maka semakin luas penyebarannya. Berikut ini adalah stadium kanker serviks berdasarkan penyebarannya: Stadium 1 Sel kanker tumbuh di permukaan leher rahim, tetapi belum menyebar ke luar rahim. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm. Stadium 2 Kanker sudah menyebar ke rahim, namun belum menyebar hingga ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm. Stadium 3 Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, serta menekan saluran kemih dan menyebabkan hidronefrosis. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Stadium 4 Kanker telah menyebar ke organ lain, seperti kandung kemih, hati, paru-paru, usus, atau tulang. Penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung stadium yang dialami. Meskipun demikian, angka harapan hidup hanya hitungan persentase penderita yang masih hidup, lima tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks. Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosis kanker serviks. Perlu diketahui, banyak penderita yang hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis kanker serviks. Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami: Stadium 1 – 80-93% Stadium 2 – 58-63% Stadium 3 – 32-35% Stadium 4 – 15-16% 12/29/2019 0 Comments Kanker PayudaraKanker payudara
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Star of life caution.svg Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia bukan pengganti dokter. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional. Kanker payudara Mammo breast cancer.jpg Mammogram yang menunjukkan payudara normal (kiri) dan payudara dengan kanker (kanan). Klasifikasi dan rujukan luar Spesialisasi Onkologi Sunting ini di Wikidata ICD-10 C50. ICD-9-CM 174-175,V10.3 OMIM 114480 DiseasesDB 1598 MedlinePlus 000913 eMedicine med/2808 med/3287 radio/115 plastic/521 Patient UK Kanker payudara MeSH D001943 [sunting di Wikidata] Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000[butuh rujukan]. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi. Daftar isi 1 Definisi 2 Patofisiologi 2.1 Transformasi 2.1.1 Fase inisiasi 2.1.2 Fase promosi 2.2 Fase metastasis 3 Klasifikasi 3.1 Histopatologi 3.2 Stadium 3.2.1 Sistem TNM 3.3 Genetik 3.3.1 Array-mikro DNA 3.3.1.1 Profil intrinsik Perou-Sørlie 3.4 Lintasan onkogenik 4 Gejala klinis 4.1 Benjolan pada payudara 4.2 Erosi atau eksema puting susu 4.3 Keluarnya cairan (Nipple discharge) 5 Faktor-faktor penyebab 5.1 Faktor risiko 5.2 Faktor Genetik 6 Pengobatan kanker 6.1 Mastektomi 6.2 Radiasi 6.3 Kemoterapi 6.4 Lintasan metabolisme 7 Strategi pencegahan 7.1 Pencegahan primer 7.2 Pencegahan sekunder 7.3 Pencegahan tersier 8 Referensi 9 Pranala luar Definisi Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.[1] Patofisiologi Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.[2] Transformasi Tanda-tanda awal kanker payudara Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Fase inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen,[3] oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada sel epitelial.[4] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal dan morfogenesis kelenjar.[5] Fase promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Fase metastasis Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[6] Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang. Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.[6] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus. Klasifikasi Terdapat beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada kanker payudara, yaitu sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20 dan sel BT-549. Histopatologi Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: Non-invasif karsinoma Non-invasif duktal karsinoma Lobular karsinoma in situ Invasif karsinoma Invasif duktal karsinoma Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya Paget's Disease Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). Sistem TNM TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran [[tumor], "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut: T (tumor size), ukuran tumor: T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2–5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama N (node), kelenjar getah bening regional (kgb): N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum M (metastasis), penyebaran jauh: M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauh Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: Stadium 0: T0 N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1 Genetik Array-mikro DNA Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis single-nucleotide polymorphism.[7] Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah: Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1.[8] Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah. Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.[9] Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.[9] Profil intrinsik Perou-Sørlie Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker.[10] Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda. Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-sel tertentu yang terdapat di dalam tumor. Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC. Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid binding protein 4 dan PPAR Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel. Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia. Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang tampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme. Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mioepitelial, dan sel epitelial luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3. Lintasan onkogenik Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik estrogen, progesteron maupun keduanya, dan tanpa ekspresi HER-2 (bahasa Inggris: human epidermal growth factor receptor 2). Pada subtipe luminal A, terjadi ekspresi berlebihan protein yang berperan dalam lintasan metabolisme asam lemak dan lintasan transduksi sinyal seluler yang menggunakan steroid, khususnya melalui ekspresi pencerap estrogen.[11] luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +. triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -. HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +. Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Amerika, 73% didapati mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah kanker triple negative dan 4% merupakan jenis HER-2 over-expressing.[12] Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti; basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel, lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam siklus sel pada checkpoint antara fase G1 dan fase S.[11] basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.[13] basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel punca/sel progenitor Gejala klinis Gejala klinis kanker payudara dapat berupa: Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain: Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut: terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh; serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain. Keluarnya cairan (Nipple discharge) Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu. Faktor-faktor penyebab Faktor risiko Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[14]. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Risiko terbesar usia 75 tahun [15] Faktor Genetik Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2. Pengobatan kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992): Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. Radiasi Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Lintasan metabolisme Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[16] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[17] Kalsitonin dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[18] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspres reseptor kalsitonin yang terhubung adenilil siklase oleh setidaknya satu buah guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap kalsitonin dapat menurun ketika sel terpapar senyawa mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring paparan senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoksifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoksifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[19] Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain kalsitonin. Senyawa aktivator adenilil siklase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP. Pada sel MDA-MB-231, kalsitonin akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[20] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[21] Walaupun demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[22] serta meningkatkan aktivitas kaspase-3.[23] Strategi pencegahan Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[24] Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat Referensi untuk dilakukan mammografi setiap tahun. Wanita normal mendapat Referensi mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75% Pencegahan tersier Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan radiasi. 12/29/2019 0 Comments Kanker RahimKanker Rahim
PENGERTIAN GEJALA PENYEBAB DIAGNOSIS PENGOBATAN PENCEGAHAN Pengertian Kanker Rahim Kanker uterus atau kanker rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di rahim. Kanker rahim paling sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause atau berusia 50 tahun ke atas. Kanker rahim bermula ketika sel-sel sehat di dalam rahim tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor atau benjolan. Tumor tersebut bisa bersifat jinak atau ganas. Pada kanker rahim, tumor bisa membesar dan menyebar ke organ tubuh lain. alodokter-kanker-rahim Gejala Kanker Rahim Gejala awal yang paling sering terjadi pada penderita uterine cancer atau kanker rahim adalah perdarahan tidak normal melalui vagina, yang terjadi di luar siklus menstruasi atau setelah menopause. Meski demikian, tidak semua perdarahan setelah menopause disebabkan oleh kanker rahim. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan oleh dokter. Segera periksakan diri ke dokter bila perdarahan setelah menopause berlangsung lebih dari dua minggu, terutama bila disertai gejala kurang darah, seperti tubuh mudah lelah, sakit kepala, dan sesak napas yang terjadi secara berulang. Penyebab Kanker Rahim Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim, antara lain: Berusia di atas 50 tahun. Mengalami diabetes. Berat badan berlebih. Mulai menstruasi terlalu dini atau menopause terlambat. Menggunakan hormon estrogen, baik saat terapi penggantian hormon pascamenopause atau sebagai kontrasepsi. Pengobatan Kanker Rahim Metode yang paling sering dilakukan untuk mengobati kanker rahim adalah histerektomi atau operasi pengangkatan rahim. Histerektomi bisa dikombinasikan dengan radioterapi dan kemoterapi untuk memaksimalkan pengobatan. Perlu diketahui, penderita yang sudah menjalani pengobatan dengan histerektomi tidak bisa lagi memiliki keturunan. Bagi penderita yang masih ingin memiliki anak, dokter dapat memberikan obat pengendali hormon untuk mengatasi kanker rahim. Pencegahan Kanker Rahim Kanker rahim tidak dapat dicegah, namun risiko terserang kanker rahim bisa dikurangi dengan melakukan beberapa hal di bawah ini: Mengontrol kadar gula darah. Menjaga berat badan ideal. Menggunakan pil KB kombinasi, bukan hanya estrogen. 12/29/2019 0 Comments RahimRahim
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Rahim atau uterus (dalam bahasa medis) adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia. Salah satu ujungnya adalah servik, membuka ke dalam vagina, dan ujung satunya yang lebih luas, yang dianggap badan rahim, disambung di kedua sisi dengan tabung Fallopian. Rahim terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran di organisme yang berbeda. Pada manusia adalah berbentuk buah pir dan seukuran telur ayam. Beberapa organisme seperti kucing dan babi, serta jenis karnivora lainnya memiliki rahim bipartite. Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak kranial) ke kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Di luar kehamilan, ukuran garis tengahnya adalah beberapa sentimeter. Rahim kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium. Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali. Lepasnya lapisan endometrial pada manusia disebabkan oleh menstruasi (dikenal dengan istilah "datang bulan" seorang wanita) sepanjang tahun-tahun subur seorang wanita. Pada mamalia lain mungkin ada siklus yang panjang selama enam bulan atau sesering beberapa hari saja. Fungsi utama rahim menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam endometrium, dan berasal makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk maksud ini. Ovum yang dibuahi menjadi embrio, berkembang menjadi fetus dan gestates sampai kelahiran. Karena rintangan anatomis seperti pelvis, rahim didorong sebagian ke dalam perut sampai perluasannya selama kehamilan. Di kehamilan pun rahim manusia beratnya hanya sekitar sekilogram (2.2 pon) Daftar isi 1 Anatomi Rahim Manusia 2 Pranala luar 3 Patologi 4 Referensi Anatomi Rahim Manusia Struktur Rahim Manusia Rahim pada manusia hanya terdapat pada organ reproduksi perempuan. Rahim berbentuk seperti buah peer atau buah alpukat dengan ukuran panjang sekitar 7-7,5 cm dan panjang sekitar 5,25 cm dengnan tebal sekitar 2,5 cm dan tebal dinding rahim sebesar 1,25 cm.[1][2][3] Terdapat 3 bagian utama pada rahim manusia. Bagian Fundus, Korpus dan bagian Serviks. Funuds merupakan bagian paling atas proksimal pada rahim. Pada bagian ini terdapat saluran Tuba Fallopi yang yang menghubungkan rahim dengan ovarium. Bagian korpus merupakan bagian rahim yang paling besar. Korpus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim, yaitu di dalam rongga rahim atau Kavum Uteri. Bagian Ketiga dari rahim disebut juga dengan Serviks. Serviks terdiri atas Pars Vaginalis Servisisi ( Porsio ) dan Pars Supravaginalis Servisis Uteri yaitu bagian serviks yang terdapat pada bagian atas vagina.[1][4][5] 12/29/2019 0 Comments PenisPenis (dari bahasa Latin yang artinya "ekor", akar katanya sama dengan phallus, yang memiliki arti sama) adalah alat kelamin jantan.[1] Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh.
Pemakaian istilah "penis" praktis selalu dalam konteks biologi atau kedokteran. Istilah "falus" (dari phallus) dipakai dalam konteks budaya, khususnya mengenai penggambaran penis yang menegang (ereksi). Lingga (atau lingam) adalah salah satu penggambaran falus. Dalam literatur keagamaan (Islam), kata zakar lebih sering dipakai. Karena dalam banyak masyarakat organ ini dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka, berbagai eufemisme dipakai untuk menyatakannya, seperti "burung", "pisang", dick, atau cock (bahasa Inggris). Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan (organ ekskresi) sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia dan menjadi penciri utama jenis kelamin jantan. Organ dengan fungsi serupa dari hewan anggota divisio lain kadang-kadang disebut penis walaupun secara teknis bukanlah seperti penis pada mamalia. Daftar isi 1 Morfologi 2 Etimologi 3 Lihat pula 4 Referensi 5 Pranala luar Morfologi Penis dari Gajah Asia. Penis hewan biasanya proporsional dengan ukuran tubuh, tetapi terdapat variasi ukuran yang besar di antara spesies, baik panjang maupun diameter, tetapi demikian, bentuknya hampir selalu berupa tabung. Sebagai contoh, penis gorila dewasa yang tengah ereksi mencapai 4 cm; sementara itu, penis simpanse yang berukuran tubuh lebih kecil memiliki panjang dua kali lipat. Penis manusia relatif besar proporsinya daripada primata sekerabat lainnya. Kanguru, juga berbagai hewan berkantung lainnya, memiliki penis dengan ujung yang bercabang. Vertebrata dengan penis terkecil adalah celurut, yang panjangnya ketika ereksi hanya setengah sentimeter. Echidna memiliki penis dengan empat ujung, tetapi hanya dua ujung yang berfungsi.[2] Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis ("setengah penis"). Unggas hanya memiliki tonjolan kecil di kloaka, serupa dengan yang dimiliki reptilia. Itik manila (mentok) dikenal memiliki penis yang khas dan menjadi satu-satunya unggas yang memiliki organ reproduksi yang jelas. 12/29/2019 0 Comments MenstruasiGairah seks yang menurun.
Pada beberapa wanita, gejala PMS dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memaksa wanita yang mengalami PMS berat untuk beristirahat. Akan tetapi terlepas dari seberapa parah gejala PMS yang diderita, gejala-gejala tersebut akan mereda setelah sekitar 4 hari. Menstruasi Saat menstruasi, wanita akan mengalami perdarahan dari vagina selama 2 hari sampai satu minggu, dengan volume darah rata-rata sekitar 30-70 mililiter. Tetapi ada sebagian wanita yang mengeluarkan darah yang lebih banyak. Volume perdarahan terbanyak selama menstruasi terjadi pada hari pertama dan kedua. Selama menstruasi, sakit atau kram perut juga dapat terjadi. Apabila Anda mengalami sakit atau kram perut yang terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, sejumlah cara berikut bisa bermanfaat untuk menguranginya: Menghangatkan perut, misalnya dengan kompres air hangat Olahraga ringan, seperti berjalan kaki atau bersepeda Memijat perut bagian bawah Meminum obat pereda rasa sakit, misalnya paracetamol Berhenti merokok Melakukan teknik relaksasi, contohnya yoga dan meditasi Menghindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol. Kelainan pada Siklus Menstruasi Durasi serta volume perdarahan pada siklus menstruasi yang dialami masing-masing wanita berbeda-beda. Tiap wanita dianjurkan untuk memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya agar dapat segera menyadari jika muncul kejanggalan tertentu. Siklus menstruasi yang tidak biasa atau volume darah yang berlebihan terkadang dapat menandakan adanya masalah kesehatan. Gejala kelainan siklus menstruasi berbeda-beda untuk setiap kelainan. Namun secara umum, gejala yang perlu diperhatikan sebagai tanda kelainan siklus menstruasi adalah: Terjadi lebih dari 7 hari Mengalami perdarahan deras yang menyebabkan perlunya mengganti pembalut tiap 1-2 jam Menstruasi terjadi lebih sering dalam kurun waktu 21 hari Terjadinya menstruasi kurang dari yang seharusnya dalam kurun waktu 45 hari Mengalami perdarahan berat yang diikuti munculnya lebam atau perdarahan. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kelainan perdarahan. Kelainan menstruasi pada wanita di usia awal menstruasi dapat diamati dari tanda-tanda seperti: Menstruasi belum terjadi pada kurun waktu 3 tahun setelah berkembangnya payudara Menstruasi belum terjadi pada usia 15 tahun Menstruasi belum terjadi pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda hirsutisme. Permasalahan dalam menstruasi yang umum terjadi dibagi dalam empat kategori, yaitu: Menorrhagia Menorrhagia adalah volume darah yang berlebihan saat menstruasi. Beberapa gejala dalam kondisi ini adalah: Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalut tiap jam dan ini berlangsung selama beberapa jam Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur Mengalami gejala anemia, misalnya lemas atau sesak napas Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau menstruasi lama Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah berukuran besar selama lebih dari satu hari Terpaksa membatasi rutinitas karena volume darah yang hilang berlebihan saat menstruasi. Kelainan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ketidakseimbangan hormon hingga miom yang tumbuh pada rahim. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami perdarahan yang berlebihan agar dapat ditangani secara seksama. Metrorrhagia Metrorrhagia merupakan perdarahan dari vagina yang terjadi diantara dua periode menstruasi. Penyebab terjadinya metrorrhagia cukup beragam, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hromon, infeksi, miom, hingga kanker. Jika muncul metrorrhagia, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan sehingga dapat ditangani penyebabnya. Pengobatan metrorrhagia bergantung kepada penyebab tejadinya metrorrhagia. Oligomenorrhea Haid biasanya datang tiap 21 hingga 35 hari. Tetapi, ada juga wanita yang mengalami menstruasi secara tidak teratur, yaitu bila haid datang setelah 90 hari. Kondisi ini disebut sebagai oligomenorrhoea. Terdapat beberapa penyebabnya, seperti penggunaan kontrasepsi, olahraga berat, gangguan pola makan, serta diabetes dan penyakit tiroid, sehingga penanganannya pun berbeda-beda. Amenorrhea Amenorrhea adalah istilah medis di mana menstruasi terhenti sama sekali. Kondisi ini bisa terjadi dengan alami atau diakibatkan oleh penyakit dan konsumsi obat tertentu. Sejumlah faktor alami yang dapat menyebabkan masalah ini, di antaranya adalah: Kehamilan Menyusui Menopause. Penyakit yang menyerang indung telur (ovarium), seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS), bekas luka pada dinding rahim, bentuk vagina abnormal, organ reproduksi yang tidak berkembang sempurna, gangguan hormon tiroid, dan adanya tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis di otak juga dapat mengakibatkan amenorrhea. Konsumsi obat maupun pil KB, stres, olahraga yang berlebihan, dan berat badan yang terlalu rendah juga bisa menyebabkan amenorrhea. Jika penyebabnya sudah diatasi, menstruasi akan kembali normal. Dysmenorrhea Dysmenorrhea atau nyeri haid adalah hal biasa yang pernah dirasakan tiap wanita. Dysmenorrhea yang biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi ini umumnya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan diare. Obat pereda sakit dapat digunakan untuk mengatasi dysmenorrhoea. Tetapi hubungilah dokter jika Anda mengalami nyeri menstruasi yang tidak tertahankan atau bertambah parah untuk memastikan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh penyakit tertentu, terutama jika Anda berusia di atas 25 tahun. 12/29/2019 0 Comments Nyeri HaidPengertian Dismenore Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri atau kram di perut bagian bawah, yang muncul sebelum atau sewaktu menstruasi. Pada sebagian wanita, dismenore dapat bersifat ringan, namun pada sebagian lain, dismenore bisa berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenore ditandai oleh kram di bagian bawah perut. Kondisi tersebut normal terjadi setiap bulan dan tidak perlu dikhawatirkan, karena merupakan proses yang terjadi secara alami di rahim wanita. Seiring bertambahnya usia, dismenore juga akan menghilang secara bertahap. Gejala Dismenore Waspadai bila nyeri terjadi berlebihan selama 3 siklus menstruasi secara berurutan, keluar gumpalan darah dari vagina, atau nyeri saat berhubungan intim. Gejala tersebut dapat menjadi pertanda penyakit serius pada organ reproduksi, seperti radang panggul dan endometriosis. Cara Mengatasi Dismenore Dismenore bisa diatasi secara mandiri dengan mengompres perut menggunakan kompres hangat, mandi air hangat, atau mengonsumsi obat pereda nyeri haid. Pada dismenore yang berlebihan, pengobatan akan diberikan oleh dokter sesuai penyebabnya, mulai dari pemberian 12/29/2019 0 Comments MenopauseMenopause
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan. Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hasrat seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai gejala menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause, yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun atau bisa juga lebih awal. Gejala Menopause Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala yang timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala menopause dapat berupa: Perubahan siklus menstruasi Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (0ligomenorea). Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak. Perubahan penampilan fisik Rambut rontok. Kulit kering. Payudara kendur. Berat badan bertambah. Perubahan psikologis Suasana hati berubah-ubah atau moody. Sulit tidur. Depresi Perubahan seksual Vagina menjadi kering. Penurunan libido (gairah seksual). Perubahan fisik Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes. Berkeringat di malam hari. Pusing. Jantung berdebar. Infeksi berulang pada saluran kemih. Selain mengalami berbagai perubahan di atas, wanita yang telah menopause menjadi lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan osteoporosis. Penyebab Menopause Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40 tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat: Primary ovarian insufficiency Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi. Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih awal. Menopause dapat langsung terjadi setelah histerektomi bila indung telur ikut diangkat. Pengobatan kanker Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu menopause dini. Diagnosis Menopause Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila menstruasi telah berhenti selama 12 bulan. Menopause didahului dengan munculnya berbagai perubahan pada masa perimenopause, yang disebut gejala menopause. Untuk lebih memastikannya, atau bila dokter mencurigai adanya penyebab lain dari menopause, dapat dilakukan: Pemeriksaan FSH (follicle-stimulating hormone) dan hormon estrogen Menopause ditunjukkan saat kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah. Pemeriksaan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan hormon tiroid Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause. Penanganan Menopause Secara Mandiri Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan: 1. Menghindari makanan/minuman tertentu Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol dapat membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung berdebar, menjadi lebih parah. 2. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause. 3. Menerapkan teknik relaksasi Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi, pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi. 4. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi. Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat. Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian. Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain itu, hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur. Penanganan Menopause oleh Dokter Bila gejala menopause sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk meredakan gejala menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti hormon untuk menopause, yaitu: Terapi pengganti hormon estrogen Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim. Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron) Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara alami. Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau gel. Namun, terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita kanker payudara atau berisiko tinggi mengalami kanker payudara. Selain terapi pengganti hormon, beberapa jenis obat juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala menopause, antara lain: Obat antidepresan Obat ini diberikan untuk mengatasi gejala hot flashes dan ganguan suasana hati, bila pil estrogen tidak dapat diberikan karena alasan kesehatan. Gabapentin Obat kejang ini diberikan untuk mengatasi keringat yang muncul pada malam hari. Clonidine Obat untuk hipertensi ini diberikan untuk meredakan gejala hot flashes. Antibiotik Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi berulang pada saluran kemih. Minoxidil Produk perawatan rambut yang mengandung minoxidil dapat diberikan untuk mengatasi rambut rontok. Obat tidur Obat tidur diiberikan untuk mengatasi sulit tidur, dan harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. Setelah 3 bulan pengobatan, penderita dianjurkan untuk memeriksakan diri kembali ke dokter. Setelah itu, pemeriksaan ulang dapat dilakukan setiap satu tahun. Pemeriksaan rutin ini bertujuan untuk memastikan efektivitas pengobatan yang diberikan, sekaligus memantau kondisi kesehatan pasien. 12/29/2019 0 Comments OvariumOvarium
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin yang dibawa oleh hewan betina. Vertebrata, termasuk manusia, memiliki dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Sel telur pada wanita (manusia) berada bagian dalam di kiri dan kanan pinggul. Sel telur yang di produksi jika tidak di buahi lama kelamaan akan mengering, dan menempel pada dinding rahim. Lama kelamaan sel telur tersebut akan rontok, dan keluar melalui vagina. Sebagian besar burung hanya memiliki satu ovarium yang dapat berfungsi dengan baik, dan ular memiliki dua ovarium yang tersusun berbaris. Fungsi Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang disebut sel folikel yang perkembangannya dirangsang oleh FSH. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung akan membentuk zigot. Organ reproduksi dalam pada wanita Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur siklus menstruasi. Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi sebuah proses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2020
Categories |