12/29/2019 0 Comments MenstruasiGairah seks yang menurun.
Pada beberapa wanita, gejala PMS dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memaksa wanita yang mengalami PMS berat untuk beristirahat. Akan tetapi terlepas dari seberapa parah gejala PMS yang diderita, gejala-gejala tersebut akan mereda setelah sekitar 4 hari. Menstruasi Saat menstruasi, wanita akan mengalami perdarahan dari vagina selama 2 hari sampai satu minggu, dengan volume darah rata-rata sekitar 30-70 mililiter. Tetapi ada sebagian wanita yang mengeluarkan darah yang lebih banyak. Volume perdarahan terbanyak selama menstruasi terjadi pada hari pertama dan kedua. Selama menstruasi, sakit atau kram perut juga dapat terjadi. Apabila Anda mengalami sakit atau kram perut yang terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, sejumlah cara berikut bisa bermanfaat untuk menguranginya: Menghangatkan perut, misalnya dengan kompres air hangat Olahraga ringan, seperti berjalan kaki atau bersepeda Memijat perut bagian bawah Meminum obat pereda rasa sakit, misalnya paracetamol Berhenti merokok Melakukan teknik relaksasi, contohnya yoga dan meditasi Menghindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol. Kelainan pada Siklus Menstruasi Durasi serta volume perdarahan pada siklus menstruasi yang dialami masing-masing wanita berbeda-beda. Tiap wanita dianjurkan untuk memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya agar dapat segera menyadari jika muncul kejanggalan tertentu. Siklus menstruasi yang tidak biasa atau volume darah yang berlebihan terkadang dapat menandakan adanya masalah kesehatan. Gejala kelainan siklus menstruasi berbeda-beda untuk setiap kelainan. Namun secara umum, gejala yang perlu diperhatikan sebagai tanda kelainan siklus menstruasi adalah: Terjadi lebih dari 7 hari Mengalami perdarahan deras yang menyebabkan perlunya mengganti pembalut tiap 1-2 jam Menstruasi terjadi lebih sering dalam kurun waktu 21 hari Terjadinya menstruasi kurang dari yang seharusnya dalam kurun waktu 45 hari Mengalami perdarahan berat yang diikuti munculnya lebam atau perdarahan. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kelainan perdarahan. Kelainan menstruasi pada wanita di usia awal menstruasi dapat diamati dari tanda-tanda seperti: Menstruasi belum terjadi pada kurun waktu 3 tahun setelah berkembangnya payudara Menstruasi belum terjadi pada usia 15 tahun Menstruasi belum terjadi pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda hirsutisme. Permasalahan dalam menstruasi yang umum terjadi dibagi dalam empat kategori, yaitu: Menorrhagia Menorrhagia adalah volume darah yang berlebihan saat menstruasi. Beberapa gejala dalam kondisi ini adalah: Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalut tiap jam dan ini berlangsung selama beberapa jam Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur Mengalami gejala anemia, misalnya lemas atau sesak napas Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau menstruasi lama Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah berukuran besar selama lebih dari satu hari Terpaksa membatasi rutinitas karena volume darah yang hilang berlebihan saat menstruasi. Kelainan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ketidakseimbangan hormon hingga miom yang tumbuh pada rahim. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami perdarahan yang berlebihan agar dapat ditangani secara seksama. Metrorrhagia Metrorrhagia merupakan perdarahan dari vagina yang terjadi diantara dua periode menstruasi. Penyebab terjadinya metrorrhagia cukup beragam, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hromon, infeksi, miom, hingga kanker. Jika muncul metrorrhagia, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan sehingga dapat ditangani penyebabnya. Pengobatan metrorrhagia bergantung kepada penyebab tejadinya metrorrhagia. Oligomenorrhea Haid biasanya datang tiap 21 hingga 35 hari. Tetapi, ada juga wanita yang mengalami menstruasi secara tidak teratur, yaitu bila haid datang setelah 90 hari. Kondisi ini disebut sebagai oligomenorrhoea. Terdapat beberapa penyebabnya, seperti penggunaan kontrasepsi, olahraga berat, gangguan pola makan, serta diabetes dan penyakit tiroid, sehingga penanganannya pun berbeda-beda. Amenorrhea Amenorrhea adalah istilah medis di mana menstruasi terhenti sama sekali. Kondisi ini bisa terjadi dengan alami atau diakibatkan oleh penyakit dan konsumsi obat tertentu. Sejumlah faktor alami yang dapat menyebabkan masalah ini, di antaranya adalah: Kehamilan Menyusui Menopause. Penyakit yang menyerang indung telur (ovarium), seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS), bekas luka pada dinding rahim, bentuk vagina abnormal, organ reproduksi yang tidak berkembang sempurna, gangguan hormon tiroid, dan adanya tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis di otak juga dapat mengakibatkan amenorrhea. Konsumsi obat maupun pil KB, stres, olahraga yang berlebihan, dan berat badan yang terlalu rendah juga bisa menyebabkan amenorrhea. Jika penyebabnya sudah diatasi, menstruasi akan kembali normal. Dysmenorrhea Dysmenorrhea atau nyeri haid adalah hal biasa yang pernah dirasakan tiap wanita. Dysmenorrhea yang biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi ini umumnya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan diare. Obat pereda sakit dapat digunakan untuk mengatasi dysmenorrhoea. Tetapi hubungilah dokter jika Anda mengalami nyeri menstruasi yang tidak tertahankan atau bertambah parah untuk memastikan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh penyakit tertentu, terutama jika Anda berusia di atas 25 tahun.
0 Comments
12/29/2019 0 Comments Nyeri HaidPengertian Dismenore Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri atau kram di perut bagian bawah, yang muncul sebelum atau sewaktu menstruasi. Pada sebagian wanita, dismenore dapat bersifat ringan, namun pada sebagian lain, dismenore bisa berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenore ditandai oleh kram di bagian bawah perut. Kondisi tersebut normal terjadi setiap bulan dan tidak perlu dikhawatirkan, karena merupakan proses yang terjadi secara alami di rahim wanita. Seiring bertambahnya usia, dismenore juga akan menghilang secara bertahap. Gejala Dismenore Waspadai bila nyeri terjadi berlebihan selama 3 siklus menstruasi secara berurutan, keluar gumpalan darah dari vagina, atau nyeri saat berhubungan intim. Gejala tersebut dapat menjadi pertanda penyakit serius pada organ reproduksi, seperti radang panggul dan endometriosis. Cara Mengatasi Dismenore Dismenore bisa diatasi secara mandiri dengan mengompres perut menggunakan kompres hangat, mandi air hangat, atau mengonsumsi obat pereda nyeri haid. Pada dismenore yang berlebihan, pengobatan akan diberikan oleh dokter sesuai penyebabnya, mulai dari pemberian 12/29/2019 0 Comments ​MenopauseMenopause
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan. Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hasrat seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai gejala menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause, yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun atau bisa juga lebih awal. Gejala Menopause Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala yang timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala menopause dapat berupa: Perubahan siklus menstruasi Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (0ligomenorea). Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak. Perubahan penampilan fisik Rambut rontok. Kulit kering. Payudara kendur. Berat badan bertambah. Perubahan psikologis Suasana hati berubah-ubah atau moody. Sulit tidur. Depresi Perubahan seksual Vagina menjadi kering. Penurunan libido (gairah seksual). Perubahan fisik Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes. Berkeringat di malam hari. Pusing. Jantung berdebar. Infeksi berulang pada saluran kemih. Selain mengalami berbagai perubahan di atas, wanita yang telah menopause menjadi lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan osteoporosis. Penyebab Menopause Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40 tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat: Primary ovarian insufficiency Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi. Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih awal. Menopause dapat langsung terjadi setelah histerektomi bila indung telur ikut diangkat. Pengobatan kanker Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu menopause dini. Diagnosis Menopause Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila menstruasi telah berhenti selama 12 bulan. Menopause didahului dengan munculnya berbagai perubahan pada masa perimenopause, yang disebut gejala menopause. Untuk lebih memastikannya, atau bila dokter mencurigai adanya penyebab lain dari menopause, dapat dilakukan: Pemeriksaan FSH (follicle-stimulating hormone) dan hormon estrogen Menopause ditunjukkan saat kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah. Pemeriksaan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan hormon tiroid Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause. Penanganan Menopause Secara Mandiri Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan: 1. Menghindari makanan/minuman tertentu Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol dapat membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung berdebar, menjadi lebih parah. 2. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause. 3. Menerapkan teknik relaksasi Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi, pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi. 4. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi. Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat. Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian. Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain itu, hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur. Penanganan Menopause oleh Dokter Bila gejala menopause sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk meredakan gejala menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti hormon untuk menopause, yaitu: Terapi pengganti hormon estrogen Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim. Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron) Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara alami. Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau gel. Namun, terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita kanker payudara atau berisiko tinggi mengalami kanker payudara. Selain terapi pengganti hormon, beberapa jenis obat juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala menopause, antara lain: Obat antidepresan Obat ini diberikan untuk mengatasi gejala hot flashes dan ganguan suasana hati, bila pil estrogen tidak dapat diberikan karena alasan kesehatan. Gabapentin Obat kejang ini diberikan untuk mengatasi keringat yang muncul pada malam hari. Clonidine Obat untuk hipertensi ini diberikan untuk meredakan gejala hot flashes. Antibiotik Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi berulang pada saluran kemih. Minoxidil Produk perawatan rambut yang mengandung minoxidil dapat diberikan untuk mengatasi rambut rontok. Obat tidur Obat tidur diiberikan untuk mengatasi sulit tidur, dan harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter. Setelah 3 bulan pengobatan, penderita dianjurkan untuk memeriksakan diri kembali ke dokter. Setelah itu, pemeriksaan ulang dapat dilakukan setiap satu tahun. Pemeriksaan rutin ini bertujuan untuk memastikan efektivitas pengobatan yang diberikan, sekaligus memantau kondisi kesehatan pasien. 12/29/2019 0 Comments OvariumOvarium
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin yang dibawa oleh hewan betina. Vertebrata, termasuk manusia, memiliki dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Sel telur pada wanita (manusia) berada bagian dalam di kiri dan kanan pinggul. Sel telur yang di produksi jika tidak di buahi lama kelamaan akan mengering, dan menempel pada dinding rahim. Lama kelamaan sel telur tersebut akan rontok, dan keluar melalui vagina. Sebagian besar burung hanya memiliki satu ovarium yang dapat berfungsi dengan baik, dan ular memiliki dua ovarium yang tersusun berbaris. Fungsi Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang disebut sel folikel yang perkembangannya dirangsang oleh FSH. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung akan membentuk zigot. Organ reproduksi dalam pada wanita Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur siklus menstruasi. Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi sebuah proses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium. 12/29/2019 0 Comments Penyakit Menular SeksualPenyakit Menular Seksual (PMS)
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, trikomoniasis, dan HIV. Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan. Condom in heart doing by womans hand Ciri Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau bisa hanya menyebabkan gejala ringan. Oleh karena itu, tidak heran beberapa orang baru mengetahui dirinya menderita penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita penyakit menular seksual. Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual akan berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya, namun umumnya berupa: Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut. Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar. Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim. Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan). Nyeri perut bagian bawah. Demam dan menggigil. Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan. Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki. Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan. Selain beberapa gejala di atas, wanita juga bisa merasakan gejala lain, yaitu perdarahan di luar masa menstruasi dan muncul bau tidak sedap dari vagina. Sementara pada pria, gejala lain penyakit menular seksual yang dapat dialami adalah nyeri atau pembengkakan pada testis. Kapan Harus ke Dokter Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami keluhan pada organ intim atau gejala-gejala di atas. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasangan Anda diketahui menderita penyakit menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang berisiko, misalnya tanpa kondom dan sering bergonta-ganti pasangan. Macam-Macam Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual: 1. Sifilis Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka inilah penularan akan terjadi. 2. Gonore Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa nyeri ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina. 3. Human papillomavirus (HPV) Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan. Gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak langsung atau melakukan hubungan seksual dengan penderita. 4. Infeksi HIV Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan. 5. Chlamydia Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin. 6. Trikomoniasis Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya. 7. Hepatitis B dan hepatitis C Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita. Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ. 8. Tinea cruris Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi. 9. Herpes genital Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi. 10. Candidiasis Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita. Tes Penyakit Menular Seksual Jika mengalami gejala penyakit menular seksual, dokter akan menanyakan perihal hubungan intim dan penyakit yang pernah diderita. Kemudian, penderita akan menjalani beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Dokter juga akan melakukan tes usap untuk mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin. Sampel ini kemudian akan diperiksa di laboratorium. Pengobatan Penyakit Menular Seksual Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi, melalui pemberian obat-obatan berikut ini: Antibiotik Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi, walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi. Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan berakhir dan gejala menghilang. Jenis antibiotik yang diberikan antara lain penisilin, doxycycline, amoxicillin, dan erythromycin. Selain membunuh bakteri, antibiotik seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada penyakit trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum maupun sediaan yang dimasukkan ke dalam vagina. Antivirus Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko penyebaran. Jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani herpes genital adalah acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir. Sementara untuk hepatitis, obat yang diberikan meliputi entecavir, interferon, dan lamivudine. Antijamur Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole. Obat antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter, seperti fluconazole dan miconazole. Komplikasi Penyakit Menular Seksual Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini. Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut: Peradangan pada mata Radang sendi Nyeri panggul Radang panggul Infertilitas Penyakit jantung Kanker serviks Kanker anus Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari ibu hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi. Mencegah Penyakit Menular Seksual Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan, yaitu: Kenali pasangan seksual masing-masing. Lakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B. Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi. Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kepada pasangan. 12/29/2019 0 Comments KeputihanKeputihan
Keputihan adalah kondisi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar membawa sel mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi. alodokter-keputihan Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Ibu hamil mungkin akan lebih sering mengalami keputihan akibat perubahan hormon. Ketika wanita mulai memasuki masa menopause, barulah keputihan akan berkurang. Harap berhati-hati jika cairan keputihan mengalami perubahan warna, tekstur, dan bau. Kondisi ini dapat menjadi tanda keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh infeksi atau kelainan pada organ reproduksi wanita. Gejala Keputihan Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar dengan tanda sebagai berikut: Tidak berwarna atau berwarna putih. Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat. Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam. Tesktur cairan keputihan dapat berubah tergantung siklus menstruasi. Untuk keputihan yang tidak normal dapat ditandai dengan: Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau tekstur dari biasanya. Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasanya. Keluar darah setelah berhubungan seksual atau di luar jadwal haid. Keputihan yang abnormal ini dapat disertai dengan keluhan: Gatal pada area kewanitaan. Nyeri di panggul atau ketika buang air kecil. Rasa terbakar di sekitar vagina. Penyebab Keputihan Keputihan yang dialami setiap wanita berbeda-beda, mulai dari jumlah cairan yang keluar hingga warna dan tekstur cairan. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan sebelum seorang wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Selain karena perubahan hormon, keputihan juga akan normal keluar saat wanita mendapatkan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau stres. Sementara itu, keputihan yang tergolong tidak normal disebabkan oleh infeksi, baik karena jamur, bakteri (vaginosis bakterialis, gonore, chlamydia), atau parasit (trikomoniasis). Selain infeksi, keputihan juga dapat menjadi tanda dari kanker rahim atau leher rahim. Ada beberapa faktor yang membuat seorang wanita rentan mengalami infeksi vagina dan menimbulkan keputihan, antara lain: Konsumsi pil KB dan obat kortikosteroid. Menderita penyakit diabetes. Melakukan hubungan seksual tanpa kondom dan sering berganti pasangan. Menurunnya sistem kekebalan tubuh, misalnya penyakit HIV. Terdapat iritasi di dalam atau sekitar vagina. Menipisnya dinding vagina akibat menopause. Terlalu sering membersihkan area kewanitaan dengan semprotan air. Menggunakan sabun atau losion yang mengandung parfum atau pewangi. Diagnosis Keputihan Untuk menentukan apakah keputihan bersifat normal atau tidak normal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, siklus menstruasi, dan mengenai hubungan seksual. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan, terutama pemeriksaan panggul untuk memeriksa kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap cairan dari keputihan itu sendiri. Perubahan warna pada cairan keputihan ini dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk menentukan penyebabnya. Berikut penjelasannya: Cairan berwarna coklat atau disertai bercak darah. Keputihan ini disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa juga merupakan tanda dari kanker rahim atau leher rahim. Cairan berwarna hijau atau kuning dan berbuih. Keputihan ini disebabkan oleh penyakit trikomoniasis. Cairan berwarna kelabu atau kuning. Keputihan ini dapat disebabkan oleh penyakit gonore. Cairan berwarna putih dan kental. Keputihan ini disebabkan oleh infeksi jamur pada vagina. Cairan berwarna putih, abu-abu, atau kuning, disertai bau amis. Keputihan ini disebabkan oleh penyakit vaginosis bakterialis. Cairan berwarna merah muda. Keputihan yang terjadi setelah melahirkan. Tanda keputihan yang tidak normal umumnya sudah dapat terdeteksi pada pemeriksaan awal. Namun, dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan tambahan agar lebih pasti, seperti: Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman lendir atau cairan dan mendeteksi tanda-tanda infeksi pada vagina. Tes sampel cairan vagina, yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap sampel cairan atau lendir keputihan untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit yang menyebabkan keputihan. Tes infeksi menular seksual, untuk mendeteksi tanda atau gejala dari infeksi menular seksual, seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis. Pap smear, yaitu pemeriksaan terhadap sampel jaringan serviks untuk mendeteksi kelainan yang terjadi pada jaringan serviks. Pengobatan Keputihan Keputihan yang tergolong normal tidak memerlukan penanganan medis secara khusus. Kondisi ini dapat ditangani dengan membersihkan area kewanitaan secara rutin untuk menghilangkan lendir atau cairan. Sementara, cara mengatasi keputihan yang tergolong abnormal dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasari keputihan. Dokter akan memberikan terapi obat untuk mengobati keputihan abnormal, seperti: Obat antibiotik, seperti clindamycin, untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Antibiotik tersedia dalam bentuk pil atau krim oles. Obat antijamur, seperti clotrimazole dan miconazole, untuk mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat ini tersedia dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan di bagian dalam vagina. Metronidazole atau tinidazole, jika keputihan disebabkan oleh parasit penyebab penyakit trikomoniasis. Pencegahan Keputihan Langkah utama untuk mencegah keputihan abnormal adalah menjaga kebersihan area kewanitaan agar terhindar dari risiko infeksi. Cara yang bisa dilakukan yaitu: Bersihkan vagina dengan sabun dan air hangat setelah buang air kecil atau besar, kemudian keringkan. Cara ini dilakukan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dari dubur. Hindari menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air. Cara ini berisiko menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi. Gunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembapan pada area kewanitaan. Hindari menggunakan celana dalam yang terlalu ketat. Hindari menggunakan sabun atau produk kewanitaan yang mengandung parfum, karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik pada vagina. Jagalah kebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti pembalut setidaknya setiap 3-5 jam sekali. Tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan kondom agar terhindar dari risiko infeksi menular seksual. Lakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin kepada dokter kandungan. 12/29/2019 0 Comments KistaMengenal Macam-macam Kista di Tubuh
Ada bermacam-macam kista yang dapat terbentuk di dalam tubuh. Tidak seperti penyakit lainnya, kista sering kali tidak diketahui penyebabnya dan jarang menimbulkan gejala. Kista merupakan kantong berisi cairan, gas, atau bahan semipadat yang terbentuk di bagian tubuh manapun, termasuk wajah, kulit kepala, punggung, belakang lutut, lengan, selangkangan, dan di organ dalam tubuh seperti hati, ovarium (indung telur), rahim, ginjal, atau otak. Kebanyakan kista umumnya tidak berbahaya (jinak) atau bersifat non-kanker, namun beberapa kista mungkin memiliki sel kanker. Macam-macam Penyakit Kista Terdapat banyak sekali jenis kista dengan isi yang berbeda, begitupun dengan cara terbentuknya pada tubuh. Berikut adalah macam-macam kista yang perlu Anda ketahui, di antaranya: Kista ovarium Kista ovarium adalah benjolan atau kantong berisi cairan yang tumbuh di ovarium atau indung telur wanita. Kondisi ini tergolong umum dialami oleh wanita. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Kemunculan kista ovarium cenderung tidak menyebabkan gejala. Namun jika kista ovarium tumbuh hingga berukuran besar dan pecah, maka dapat menimbulkan gejala yang serius, seperti demam, pingsan, pusing, bernapas dengan cepat, dan nyeri panggul atau perut yang parah. Kista epidermoid Kista epidermoid merupakan pembengkakan jinak yang tumbuh di bawah kulit. Kista ini bisa muncul pada bagian kulit manapun, seperti wajah, leher, kepala, punggung, dan alat vital. Biasanya kista epidermoid jarang menimbulkan masalah. Namun pada beberapa kasus, kista jenis ini dapat mengganggu penampilan, terasa nyeri, pecah, atau mengalami infeksi. Kista payudara Kista payudara adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh pada jaringan payudara. Kista jenis ini umumnya jinak atau tidak berkembang menjadi sel kanker. Dalam beberapa kasus, kista payudara tidak memerlukan penanganan serius, kecuali jika kista semakin membesar dan menimbulkan rasa nyeri. Kista ganglion Kista ganglion adalah benjolan jinak yang muncul di sepanjang persendian. Biasanya, kista ganglion sering terjadi di pergelangan tangan atau ruas jari tangan. Meskipun jarang terjadi, kista ini bisa muncul di tempat lain, seperti di ujung jari tangan, lutut bagian luar, pergelangan kaki, dan punggung kaki. Kista dermoid Kista dermoid merupakan pertumbuhan kantong di tubuh secara abnormal yang berisi bermacam-macam struktur jaringan, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, gigi, dan jaringan saraf. Kista ini dapat muncul di permukaan kulit ataupun organ lain di dalam tubuh, misalnya tulang belakang, otak, di dalam hidung, rongga sinus, rongga perut, dan indung telur. Kista Baker Kista Baker adalah kantong berisi cairan yang menyebabkan benjolan di belakang lutut. Rasa sakit dari kondisi ini dapat menjadi lebih buruk ketika lutut sering digerakkan. Kista Baker umumnya disebabkan oleh timbunan cairan pelumas sendi (cairan sinovial) yang berlebih pada jaringan lutut. Kondisi ini dipicu oleh sejumlah masalah pada lutut, seperti radang sendi atau robeknya tulang rawan lutut. Pada beberapa kasus, kista Baker tidak menyebabkan rasa sakit, sehingga mungkin Anda tidak menyadarinya. Namun, Anda harus segera ke dokter bila kista Baker memunculkan gejala nyeri dan pembengkakan di belakang lutut yang mengganggu aktivitas. Kista Bartholin Kista Bartholin adalah pembengkakan atau benjolan pada salah satu maupun kedua kelenjar di sisi vagina. Kista ini dapat terbentuk ketika kelenjar pelumas vagina (kelenjar Bartholin) mengalami penyumbatan. Infeksi kista Bartholin dapat disebabkan oleh infeksi bakteri penyebab penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore dan penyakit Chlamydia. Gejala utama dari kista Bartholin adalah pembengkakan di area sekitar vagina. Kista Bartholin dapat menimbulkan rasa sakit bila kista terinfeksi. Kista ginjal Kista ginjal adalah kantong berbentuk bulat berisi cairan yang terbentuk di dalam ginjal. Kista ginjal yang umum terjadi adalah kista ginjal sederhana. Kista jenis ini merupakan kista jinak dan tidak berkembang menjadi kanker, serta jarang menyebabkan komplikasi serius. Biasanya, kista ginjal sederhana tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, gejala akan muncul ketika kista tumbuh cukup besar atau sudah terinfeksi. Gejala-gejala tersebut meliputi, demam, rasa nyeri di punggung, pinggang atau perut bagian atas, sering buang air kecil, dan terdapat darah dalam urine. Selain macam-macam kista di atas, terdapat juga berbagai macam kista lainnya, seperti: kista arachnoid, kista epididimis, kista labial, kista pilonidal, kista nabothi, kista pineal, kista tiroglosal, kista celah brankial, kista koloid, kista mukosa, kista pankreas, kista testis, kista tiroid, kista hati, kista sinus, kista pilar, kista hemoragik, dan kista konjungtiva. Yang perlu Anda ingat, meski berbagai jenis kista umumnya akan hilang dengan sendirinya, namun segera periksakan diri ke dokter untuk mencegah munculnya komplikasi atau masalah kesehatan lain yang lebih serius. 12/29/2019 0 Comments Ejakulasi DiniApa itu Ejakulasi Dini? Ejakulasi adalah pelepasan semen dari tubuh. Ejakulasi dini (PE) adalah saat ejakulasi terjadi lebih cepat daripada yang diinginkan pria atau pasangannya saat berhubungan seks. PE sesekali juga dikenal sebagai ejakulasi cepat, klimaks prematur atau ejakulasi dini. PE mungkin bukan alasan untuk khawatir. Ini bisa membuat frustasi jika membuat seks kurang menyenangkan dan berdampak pada hubungan. Tetapi jika itu sering terjadi dan menyebabkan masalah, penyedia layanan kesehatan Anda dapat membantu. Di A.S., sekitar 1 dari 3 pria berusia 18 hingga 59 tahun memiliki masalah dengan PE. Masalahnya sering dianggap psikologis, tetapi biologi juga berperan. ​Bagaimana Ejakulasi Terjadi ?Ejakulasi dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Ketika pria dirangsang secara seksual, sinyal dikirim ke sumsum tulang belakang dan otak Anda. Ketika pria mencapai tingkat kegembiraan tertentu, sinyal kemudian dikirim dari otak Anda ke organ reproduksi Anda. Ini menyebabkan air mani dikeluarkan melalui penis (ejakulasi).
Ejakulasi memiliki 2 fase: emisi dan pengusiran. Fase 1: Emisi Emisi adalah ketika sperma bergerak dari testis ke prostat dan bercampur dengan cairan mani untuk membuat semen. Vasa deferentia adalah tabung yang membantu memindahkan sperma dari testis melalui prostat ke pangkal penis. (Ketika Anda berbicara tentang hanya 1 dari tabung ini, itu disebut vas deferens.) Fase 2: Pengusiran Pengusiran adalah ketika otot-otot di pangkal penis berkontraksi. Ini memaksa semen keluar dari penis. Biasanya, ejakulasi dan orgasme (klimaks) terjadi pada saat bersamaan. Beberapa pria mencapai klimaks tanpa ejakulasi. Dalam kebanyakan kasus, ereksi hilang setelah langkah ini. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2020
Categories |